Jenius Yang Nakal

Chapter 166 - Apa kalian Mengenal Zein?

"Apa yang membuatnya memperlakukan seperti tadi?" tanya Aurelia tak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

"Itu... mungkin karena aku terlalu bodoh! Hanya karena dia selalu bersamaku dan membutuhkanku membuatkan tugasnya serta sedikit perhatiannya sudah membuatku berpikir bahwa Jody mencintaiku. Aku bahkan mengeluarkan semua tabunganku dan kuberikan padanya karena berharap kalau dia akan menerimaku karena itulah syarat yang diberikan. Namun setelah yang semua aku lakukan, tak ku sangka dia hanya ingin memanfaatkan ku saja!" Ucapnya dengan suara serak dan menunduk malu karena kebodohannya yang berpikir bahwa perlakuan manis laki-laki itu adalah cinta.

"Oke, aku takkan bertanya lebih lanjut lagi. Maafkan aku. Sepertinya dia memang harus diberikan pelajaran!" Aurelia merasa sangat panas mendengar cerita Yona.

Demi mengembalikan mood Yona, Karin bertanya mengenai asalnya serta hal-hal kecil lainnya yang kemudian mereka ketahui kalau Yona adalah seorang siswa yang berasal dari sekolah SMA Negeri Harapan Jakarta. Begitupula dengan Jody yang ternyata merupakan kakak kelasnya disekolah yang sama.

"Aku rasa kau cukup cerdas sampai bisa mengerjakan tugas satu tingkat di atasmu yah?" puji Beni dengan sangat tulus.

Tepat saat sedang berbincang-bincang mereka segera masuk kedalam sebuah butik terkenal yang terbilang mahal karena hanya sederet Artis saja yang selalu berada disana ketika ingin memanjakan diri.

"Terimakasih karena kalian sudah banyak membantuku, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa berpakaian seperti ini?" Yona terlihat gugup dengan pakaian yang sedang dikenakannya. Yona masih belum terbiasa dengan pakaian serta dandanan soft yang di lukiskan diwajahnya.

Memakai Midi Skirt (Jenis Rok yang memiliki panjang dibawah lutut) berwarna pink lembut dengan sedikit tambahan renda yang membentuk sayap Rok tampak terlihat pas d pinggul rampingnya. Pahanya tertutup dengan sopan ditambahkan dengan stocking Opaque (Stocking berbahan tebal dan tidak transparan). yang menutup kakinya yang jenjang menambah kecantikannya.

Yona juga memakai baju Ruffled yang mampu memberikan kesan feminim, girly, dan seksi padanya. Selain itu detail yang bertumpuk-tumpuk pada ruffled juga terlihat mengubah tampilan pada bentuk tubuh Yona yang terlihat sedikit kurus.

"Itu malah terlihat sederhana, kamu sangat cocok memakainya!" Ucap Karin penuh semangat merasa puas akan hasil kerjanya.

"Ya, kau terlihat cantik dan manis, sepertinya kau harus sekali-kali berpenampilan seperti ini. Memanjakan dirimu dengan sangat baik dan mencintai dirimu sendiri" Jelas Alisya lemah lembut. Kalimat yang dikeluarkan Alisya sontak membuatnya menitikkan air mata penuh rasa haru.

"Kalau ngomong itu yang bener dong Sya..." Karin menatap Alisya tajam. Alisya mengerutkan keningnya berusaha mengingat bagian mana dari kalimatnya yang salah.

"Kenapa malah membuat orang jadi menangis sih?" Adora mengoceh kesal dan cepat.

"Loh... aku salah apa??" Alisya tak tahu apa maksud dari cercaan Adora dan Karin kepadanya.

"Tidak, hikzzz, kak Alisya tak salah,, Aku hanya terharu dengan semua perlakuan kalian kepadaku. Padahal kalian semua tak mengenal siapa diriku tapi kalian..." Yona tak bisa melanjutkan kalimatnya karena terharu akan apa yang sedang terjadi pada dirinya.

"Awalnya kami ingin langsung memberikannya pelajaran sebelumnya, tapi begitu mendengar bahwa dia akan ke pesta Zein, aku jadi berniat untuk memberikannya pelajaran lebih!" Terang Adith datang bersama dengan Ryu dan Riyan yang memegang berbagai jenis sepatu wanita yang sangat cantik namun sederhana.

"Kami tak suka dengan cara dia menolakmu, meski bagaimanapun juga seorang laki-laki takkan dibenarkan jika melakukan kekerasan kepada seorang wanita!" Rinto duduk untuk memakaikan Sepatu dikakinya. Dengan kikuk dan gugup Yona berusaha untuk memasukkan kakinya kedalam sepatu.

"Apa lagi terhadap wanita yang penuh akan kelemah lembutan seperti dirimu!" Yogi menambahkan sembari memberikan sebuah tas tangan yang cocok dengan dirinya.

Alisya dan para wanita lainnya akan menggeleng cepat jika sepatu dan tas yang diberikan mereka kepada Yona tampak kurang cocok dengannya.

"Sebenarnya untuk apa aku berpakaian seperti ini? bukankah ini semua barang-barang mahal? Aku tak bisa menerima ini semua!" Yona masih tak yakin apa yang sedang terjadi padanya saat ini. Ia serasa sedang bermimpi dilayani oleh banyak pangeran gagah serta putri cantik yang membuat dirinya diperlakukan bak ratu sehari.

"Kami, kami adalah sekumpulan orang bodoh yang sangat mencintai sebuah arti persahabatan!!!" ucap mereka kompak satu-sama lain dengan senyuman yang indah.

"Kita akan pergi ke pesta Zein dan memberikannya sebuah pelajaran berharga disana" Jawab Adora membawa beberapa tas tangan yang lain.

"Dan semua barang-barang ini tentu tak kan kau dapat dengan gratis!" senyum Feby yang seketika membuat Yona takut.

"Maksud dia adalah kau harus membayar semua yang sudah kami lakukan padamu hari ini dengan menjadi lebih berani." Aurelia menyenggol Feby yang coba menakut nakutin Yona.

"Dan mulai hari ini, kamu harus lebih mencintai dirimu sendiri dan orangtuamu ketimbang mencintai orang lain yang salah!" tambah Beni yang memberikannya tisu untuk mengelap keringatnya yang bercucuran karena ucapan Feby.

"Apa aku sedang bermimpi saat ini? Aku serasa sedang mengalami mimpi yang sangat indah, aku tak ingin terbangun dari tidurku." Yona menarik nafas dalam menutup matanya berharap kalau semua itu adalah mimpi indah yang tak ingin ia sia-siakan meski hanya sedetik saja.

"Cetakkk...." suara keras berbunyi ditengkorak kepala Yona membuatnya meringis kesakitan.

"Sudah sadar? ini bukan mimpi dan jangan berharap kamu sedang mimpi!" Alisya berkata dengan dingin kepada Yona untuk menyadarkannya.

"Kau harus sadar bahwa ini adalah sebuah kenyataan pahit. Dan kami hanya ingin memberikanmu sebuah motivasi yang nantinya bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi!" tambah Karin tersenyum lucu melihat Alisya yang selalu tegas kepada siapapun tak peduli terhadap apa yang akan terjadi pada orang itu selama ia berbuat demi kebaikannya.

"Dan kau jangan menyia-nyiakan apa yang sudah kami lakukan untukmu malam ini" Tambah Gani dan Gina secara bersamaan.

"Oke, sepertinya kita sudah terlambat. Sebaiknya kita pergi sekarang!" Ajak Adith melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.00.

"Kamu benar, aku rasa Zein sudah memulai acaranya saat ini" ucap Riyan cepat sembari memberikan tangannya untuk Yona berpegang.

"Tunggu dulu, dari tadi ada satu hal yang membuatku penasaran!" Yona menghentikan mereka semua yang kini sudah tertuju menatap dirinya.

"Ada apa?" tanya Beni bingung.

"Apa kalian mengenali Zein?" ucapnya dengan nada yang sangat polos.

Alisya dan Karin langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Yona. Mereka sudah bersama selama hampir 4 jam dan dia masih tidak yakin terhadap mereka. Adora dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah tertusuk dimuka Adith dan Riyan.