Di Paksa Menikah

Chapter 101 BAB 100

Saat Ricko dan Intan memasuki café itu, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Ricko dan Intan duduk di kursi yang kosong. Setelah itu ada seorang pramusaji yang menghampiri mereka.r

r

“Silahkan... Ini buku menunya.” Ujar pramusaji itu sambil menaruh buku di depan Ricko dan Intan.r

r

“Aku mau es krim coklat dan salad buah ini Mbak.” Ujar Intan pada pramusaji sambil menunjuk gambar di buku menu setelah membacanya beberapa menit.r

r

“Saya steak dan cappuccino.” Ujar Ricko. Setelah mencatat dan mengulangi pesanan Ricko dan Intan pelayan itu pergi.r

r

Tidak berapa lama seorang wanita menghampiri meja mereka sambil membawa segelas air putih. Setelah sampai di meja Ricko, wanita itu menyiram kepala Intan dengan segelas air putih di tangannya.r

r

Intan merasa terkejut karena tiba – tiba kepalanya di guyur air oleh seseorang. Ricko pun menoleh ke arah wanita itu. Ia berdiri lalu melepas jasnya dan menyelimuti tubuh Intan dengan jasnya.r

r

“Rossa! Apa yang kamu lakukan?” Bentak Ricko pada wanita itu yang tak lain adalah Rossa.r

r

“Rick, sekarang kamu tega membentakku?” Tanya Rossa pada Ricko sambil cemberut.r

r

“Kamu menyakiti istriku. Asal kamu tahu, dia sedang mengandung anakku.” Jawab Ricko sambil membantu Intan membersihkan kepalanya yang basah dengan tissue. Intan hanya terdiam dan geram sambil menahan tangisnya.r

r

“Hebat! Kamu bisa melakukan itu pada anak yang masih sekolah Rick? Betapa murahannya dia. Hahaha.” Ujar Rossa sambil tertepuk tangan.r

r

Intan yang dikatai “murahan” tentu saja tidak terima. Ia segera berdiri dan menampar pipi Rossa sekeras - kerasnya. Ricko merasa terkejut dengan tindakan yang dilakukan Intan. Ia benar – benar tidak percaya istrinya yang polos berani menampar seseorang. r

r

“Jaga ucapan Anda. Masih mending saya melakukannya dengan suami sah saya. Dari pada Anda, belum menikah tapi sudah melakukan berkali – kali dengan laki – laki yang berbeda – beda pula.” Ujar Intan lalu menarik tangan Ricko keluar dari café.r

r

Rossa yang diperlakukan seperti itu oleh Intan tentu saja geram, marah dan tidak percaya. Hari ini ia di tampar seseorang yang lebih muda darinya. Ia melotot sambil memegangi pipinya yang terasa kebas.r

r

“Awas saja kamu. Tunggu pembalasanku!” Gumam Rossa lalu mengambil tasnya dan pergi. r

r

Di dalam mobil Intan menangis. Ini pertama kalinya ia di hina seseorang di depan mata kepalanya sendiri. Hatinya terasa sakit. Ini juga pertama kalinya ia menampar seseorang.r

r

“Kenapa kamu menangis?” Tanya Ricko sambil mengemudi.r

r

“Mas Ricko masih tanya kenapa?” Ujar Intan dengan marah.r

r

‘Oh My God.. Tanya salah. Nggak tanya apalagi? Nanti katanya cuek, nggak perhatian. Memang ya laki – laki itu selalu salah di mata wanita. Aku kira itu hanya pepatah, tapi sekarang aku merasakannya sendiri.’ Batin Ricko.r

r

Ia pun berfikir apa yang di sukai wanita ketika sedang marah. Sambil mengemudi Ricko melihat toko – toko di pinggir jalan dan ia pun menemukan ide. Ia membelokkan mobilnya pada sebuah toko kue lalu mengajak Intan turun dari mobil dan masuk ke dalam toko.r

r

“Mau ngapain Mas?” Tanya Intan saat memasuki toko kue dan duduk di kursi.r

r

“Tunggu di sini sebentar.” Ujar Ricko pada Intan lalu meninggalkannya menghampiri penjaga toko kue.r

r

“Mbak, boleh kah saya membuat kue nya sendiri?” Tanya Ricko pada penjaga toko kue.r

r

“Bisa Mas. Silahkan masuk ke dapur lewat pintu yang di sebelah sana.” Jawab penjaga toko kue itu sambil menunjuk pintu di pojok ruangan.r

r

Ricko pun masuk ke dapur toko kue itu. Seorang pegawai menghampirinya dan memberikan celemek pada Ricko. Ricko pun memakainya lalu mengikuti pegawai toko itu ke sebuah meja. Di sana sudah ada beberapa adonan kue yang sudah siap untuk di cetak dan panggang. Ricko mulai memasukkan adonan ke dalam cetakan sesuai dengan petunjuk yang di berikan pegawai toko.r

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1579867483664.jpg-original600webp?sign=01431047902af2fa3fd2aadbae6141c6&t=5e72b600)