Chapter 18 BAB 18
Setelah mandi seperti biasa Intan keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang di lilitkan di dadanya. Saking asyiknya ngeringin rambut pakai handuk lain ia nggak menyadari Ricko sudah berbaring di ranjangnya sejak tadi.
"Kamu mandi apa tidur? Lama banget di kamar mandi?" Ujar Ricko tiba - tiba membuat Intan kaget.
"Kenapa Mas Ricko di sini? Keluar aku mau ganti baju!" Ucap Intan mengusir Ricko dari kamarnya.
"Jelasin dulu tadi kamu habis dari mana?" Tanya Ricko sambil melihat pucuk payudara Intan yang membayang di balik handuknya karena handuk Intan memang tipis.
"Besok saja Mas... Aku capek. Ayo keluar dari kamarku!" Usir Intan.
"Kamu pacaran? Bukannya aku sudah bilang kamu nggak boleh pacaran!" Ujar Ricko masih berbaring di ranjang Intan.
"Enggak. Aku nggak pernah pacaran. Bapak nggak ngijinin." Jawab Intan sambil mengambil piyama di almari.
"Lalu yang antar kamu tadi siapa?" Tanya Ricko ingin tahu.
"Dia temanku Mas. Udah ah keluar! Aku mau tidur." Ucap Intan sambil menarik tangan Ricko. Karena Ricko nggak mau bangun, Intan pun tertarik dan jatuh ke dada Ricko. Intan melotot menatap wajah Ricko yang jaraknya hanya 5cm dari wajahnya. Sedangkan Ricko tersenyum manis. Ricko bisa merasakan betapa kenyal dan padat payudara kecil Intan di dadanya. Jantung Intan berdetak kencang takut di apa - apain Ricko karena sekarang ia hanya menggunakan handuk yang hampir melorot. Intan segera berdiri dan merapatkan handuknya lagi lalu mengambil piyamanya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah memakai piyamanya, Intan keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Ricko masih berbaring di ranjangnya.
"Kenapa masih belum pergi?" Tanya Intan kesal dengan muka cemberut.
"Aku mau tidur disini. AC kamarku mati." Jawab Ricko sambil memejamkan matanya.
"Kamar di rumah ini kan banyak Mas?" Tanya Intan.
"Aku sudah PW (Posisi Wenak). Ayo tidur!" Ujar Ricko sambil menarik selimut. Intan pun terpaksa tidur bersama Ricko untuk ke sekian kalinya. Ia berbaring di samping Ricko dan memunggunginya.
Pagi hari saat Ricko membuka matanya ia melihat ranjang di sampingnya sudah kosong. Ia pun keluar kamar dan melihat Intan sedang memasak di dapur.
'Wangi banget. Bikin perut lapar.' Batin Ricko. Ia pun duduk di meja makan sambil memperhatikan punggung Intan yang sedang memasak. Intan memasak masih memakai piyama lengan pendek dan celana selutut yang ia pakai tidur tadi malam lalu di lapisi celemek di bagian depan tubuhnya. Rambutnya di ikat sembarangan ke atas memamerkan lehernya yang jenjang, putih dan mulus. Ricko melihat tubuh Intan dari atas hingga ke bawah.
'Lumayan...' Batin Ricko.
Saat Intan berbalik mau menaruh masakannya di meja makan, ia melihat Ricko disana.
"Kamu bangun jam berapa?" Tanya Ricko pada Intan.
"Jam empat Mas." Jawab Intan sambil menaruh ayam kecap dan kopi panas di atas meja makan.
"Aku mau sarapan sekarang. Aku lapar." Ucap Ricko. Intan pun mengambilkan nasi lalu menaruh di atas meja depan Ricko.
"Hari ini kamu kemana?" Tanya Ricko pada Intan karena hari ini hari Minggu.
"Nggak kemana - mana. Mau bersih - bersih dan nyuci." Jawab Intan sambil menaruh lauk di piring Ricko.
"Nggak usah. Nanti pembantu mama mau kesini. Ayo ikut aku jenguk papa." Ujar Ricko lalu memasukkan suapan pertama ke mulutnya.
"Oke. Aku mandi dulu Mas." Balas Intan seraya berdiri hendak pergi ke kamarnya tapi di cegah Ricko.
"Temani aku makan. Ayo sarapan bersama." Ujar Ricko. Intan pun mengambil piring untuk makan bersama Ricko.