Di Paksa Menikah

Chapter 193. BAB 190

Keesokan harinya ketika akan berangkat bekerja, Ricko menemukan kotak di bangku penumpang belakang kemudi di dalam mobilnya. Ia pun mengambil kotak itu dan hendak membuangnya. Namun, ia ketika hendak membuangnya di tempat sampah depan rumahnya, ia membaca tulisan yang ada di atas tutup kotak itu. Sehingga ia mengurungkannya dan membawa kotak itu masuk ke dalam rumah lalu menaruhnya di atas meja ruang tengah.

Kali ini Intan tidak mengantar Ricko sampai ke teras karena Ricko menyuruhnya untuk beristirahat di dalam kamar. Sampai saat ini Ricko masih belum cerita apapun yang diucapkan dokter Amanda kemarin pada Intan. Ia takut Intan akan kepikiran dan semakin stres.

Ricko berangkat bekerja dengan tidak bersemangat lantaran ia tengah memikirkan cara bagaimana cara menyampaikan pada Intan tentang kehamilannya yang harus dioperasi tanpa membuatnya terkejut dan sedih.

Pukul 10 pagi, Intan keluar dari dalam kamarnya karena sudah bosan hanya berbaring dan berdiam diri terus di dalam kamar.

Saat ia melewati ruang tengah hendak pergi ke dapur, ia melihat kotak peninggalan Rita dan menghampirinya. Ia pun mengambil ponsel di dalam kamarnya lalu menghubungi Vina dan Melly. Untungnya siang ini mereka tidak ada jadwal kuliah, jadi mereka bisa datang ke rumah Intan.

Pukul 12 siang, Melly dan Vina datang ke rumah Intan untuk membaca surat dari Rita bersama-sama. Saat berkumpul seperti ini, tiba-tiba terbesit kenangan saat mereka berkumpul bersama, tapi kali ini terasa ada yang kurang. Salah satu personil dari mereka telah tiada. Mata mereka bertiga pun berkaca-kaca mengenang almarhum Rita.

Vina mulai membuka kotak itu dan mengambil surat yang kemarin belum selesai mereka baca. Mereka bertiga duduk di sofa dan saling berdempetan untuk membaca surat itu dengan posisi Vina di tengah.

Hai sahabat-sahabatku..

Aku sangat menyayangi kalian. Mungkin ketika kalian membaca surat ini aku sudah tidak ada di dunia ini lagi.Aku harap kalian ikhlas dan mendoakan aku yang sudah di surga.

Supaya kalian tidak bersedih, aku sengaja mengumpulkan foto-foto lama kita supaya kalian bisa mengenang saat saat kita masih bersama. Maafkan aku karena telah meninggalkan kalian terlebih dahulu.

Oh iya, jangan lupa tonton video yang aku buat ya. Selamat tinggal. Aku mencintai kalian.

Sedari tadi mata mereka sudah berkaca-kaca, kini bulir bening keluar dari pelupuk mata mereka yang sudah tidak bisa ditahan lagi. Vina pun menutup surat itu dan melipatnya kembali.

Setelah itu mereka mengambil beberapa foto yang ada di dalam kotak dan melihatnya. Itu adalah foto-foto lama saat mereka masih sekolah. Seperti saat makan di kantin, kumpul-kumpul saat istirahat, kerja kelompok, pergi ke mal, taman kota, semua tentang kegiatan saat mereka bersama.

Intan, Melly, dan Vina memegang masing-masing foto itu dan menangkupkannya ke dada mereka.

“Rita .. kenapa kamu pergi secepat ini?” gumam Vina dengan lirih dan berderai air mata. Ia merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Rita. Dibandingkan dengan Intan dan Melly, Rita lah yang paling dekat dengannya.

“Sabar ya Vin .. “ ucap Melly seraya menepuk bahu Vina dan mengusap air mata Vina dengan tisu.

Intan pun mengambil tisu di atas meja dan memberikannya pada Vina.

“Lap dulu ingusmu, sudah mau jatuh tuh,” ujar Intan menggoda sambil menunjuk hidung Vina.

Vina yang tadinya sangat sedih kini tersenyum dan bahkan kini mereka tertawa bersama-sama. Vina pun mengusap hidungnya dengan tisu dan mengeluarkan ingusnya.

Sroooot! begitulah bunyinya.

***

Sambil menunggu Di Paksa menikah update, kalian bisa membaca Kisah Cinta Arka (Menguras air mata di awal, tapi romantis dan kocak di bab-bab selanjutnya) atau Suamiku Kamu Satu Selamanya (Romantis banget kayak Mas Ricko). Terima kasih sudah membaca catatat kecil ini. ;_

Terima kasih sudah like, vote poin/koin, dan KOMEN POSITIF.