Di Paksa Menikah

Chapter 55 BAB 55

Setelah kepergian Reyhan dan keluarganya, Ricko mengajak Intan naik ke atas. Sementara itu Stella membersihkan dapur dengan ketakutan. Ia berharap Reyhan tidak bercerita apa - apa pada Ricko tentangnya.

Intan dan Ricko berganti pakaian dan bersiap - siap untuk tidur. Saat Intan sudah berbaring dan menarik selimut, Ricko menarik Intan ke dalam pelukannya.

"Menstruasimu sudah selesai kan?" Bisik Ricko di telinga Intan.

"Mmmm. Mas Ricko mau apa?" Tanya Intan gugup sambil menjauhkan wajahnya dari wajah Ricko.

"Tentu saja mau itu. Jangan pura - pura tidak mengerti sayang." Bisik Ricko lagi sambil mengeratkan pelukannya lalu mencium leher Intan.

"Aku lelah Mas..." Balas Intan. Ia merasa lelah karena persiapan menyambut keluarga Reyhan dan ia juga tidak tidur siang.

"Itu gampang. Kamu berbaring saja. Biar aku yang kerjakan." Ucap Ricko lalu naik ke tubuh Intan dan membuka kancing piyama Intan. Intan pun pasrah. Ia juga tidak bisa membohongi Ricko kalau memang menstruasinya sudah selesai. Ricko pun melancarkan aksinya. Malam ini ia membuat Intan menjerit dan mendesah nikmat. Ricko dan Intan sama - sama puas hingga akhirnya mereka tertidur lelap.

Ke esokan harinya Intan membuka matanya dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Ia sangat terkejut. Baru kali ini ia bangun sesiang ini. Ia pun melihat ke samping dan Ricko sudah tidak ada di sampingnya.

"Kemana Mas Ricko? Bukannya ini hari minggu?" Gumam Intan. Ia pun bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan telanjang.

Tidak berapa lama Ricko masuk ke dalam kamar. Ia sudah mandi dan berganti pakaian rumahan. Ia sengaja tidak membangunkan Intan karena Ricko tahu Intan pasti kelelahan setelah melayaninya tadi malam.

Setelah mandi Intan keluar kamar mandi dan melihat Ricko sedang duduk di tepi ranjang.

"Ayo kita ke rumah bapak kamu." Ajak Ricko pada Intan.

"Ada apa? Kenapa tiba - tiba Mas Ricko mau kerumahku?" Tanya Intan sambil membuka almari hendak mengambil pakaiannya.

"Aku mau membicarakan pesta pernikahan kita. Sebelum kamu hamil aku ingin semua orang dan rekan - rekan bisnisku tahu kalau kamu istriku. Biar tidak ada yang mengira kamu hamil duluan." Jelas Ricko.

"Terserah Mas Ricko aja." Balas Intan sambil berganti pakaian di depan Ricko. Ia sudah tidak malu lagi karena mereka sudah sering telanjang bersama.

Setelah Intan berganti pakaian, ia dan Ricko turun ke lantai bawah. Suasana rumah sangat sepi. Intan tidak melihat tanda - tanda adanya Stella. Intan pun mengira kalau Stella sedang menyapu di halaman depan atau belakang.

"Mas Ricko mau makan apa?" Tanya Intan pada Ricko. Ia tahu suaminya itu tidak suka masakan Stella sehingga melarang Stella memasak di rumahnya.

"Tidak usah memasak. Ayo makan di luar." Ajak Ricko lalu menuju mobilnya di garasi.

"Bentar Mas. Aku ambil tas dan ponselku dulu." Ucap Intan lalu naik tangga mengambil ponsel dan tas di kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya dan ruang kerja Ricko seperti kemarin saat mereka berdua tidak ada di rumah. Setelah Intan masuk ke dalam mobil Ricko melajukan mobilnya ke jalan raya.

"Mau makan apa?" Tanya Ricko pada Intan.

"Terserah Mas Ricko aja. Apapun aku bisa makan." Jawab Intan.

Ricko pun membelokkan mobilnya ke rumah makan padang. Ia sedang ingin makan makanan pedas. Setelah memarkirkan mobilnya, Ricko dan Intan masuk dan memesan makanan. Setelah pesanan mereka datang, Intan dan Ricko segera menyantap makanan mereka karena sudah sangat siang bagi mereka untuk sarapan.

Setelah keluar dari rumah makan padang Ricko langsung melajukan mobilnya ke rumah Pak Ramli. Karena hari minggu semua anggota keluarga Intan berkumpul di rumah.