21 Chapter 21
Lelouch POV
Ternyata Cornelia memang benar-benar berbeda dengan Clovis. Aku salah perhitungan. Seperti kata Yuka, seharusnya aku tak meremehkannya. Sekarang aku terpojok termakan rencanaku sendiri. Cornelia memerintahkan semua pilot knightmare untuk keluar dan memperlihatkan diri. Dia sudah menduga aku (Zero) ada di salah satu knightmare ini. Apakah sampai disini saja, aku kalah oleh Cornelia..
Akhirnya kini giliranku. Aku diperintahkan untuk keluar dan memperlihatkan diriku. Walaupun kini aku tidak sedang menjadi Zero, tapi Cornelia pasti langsung menyadari siapa aku. Prajurit yang lain pun pasti akan sadar bahwa aku bukanlah salah satu dari mereka. Walaupun aku tahu tak ada gunanya lagi untuk menghindar ataupun mengulur waktu, aku berbohong dengan mengatakan bahwa aku tak bisa keluar karena knightmare yang kugunakan rusak karena pertempuran tadi. Prajurit yang ada di dalam knightmare yang mengawal Cornelia yang juga ada di dalam knightmare nya menyuruhku untuk berbalik dan akan membantuku keluar dari knightmare ini. Aku hanya bisa pasrah danmengikuti perintah itu. Kupikir itulah akhir dari diriku. Kalah di tangan Cornelia dan pasukannya.
Tiba-tiba beberapa prajurit meneriakkan bahwa Zero muncul. Bagaimana mungkin. Zero kan aku. Itu pasti C.C.
AKhirnya terdengar perintah untuk menangkap Zero. Semua prajurit kembali masuk ke dalam knightmare nya masing masing dan segera bergerak mengepung Zero. Akupun akhirnya hanya bisa mengikuti permainan ini, berpura-pura ikut mengepung Zero.
Semua knightmare menembak ke arah Zero, sedangkan aku memanfaatkan keadaan itu dan melarikan diri ke balik puing-puing tembok bangunan yang sudah hancur dan keluar dari knightmare. Aku dapat melihat C.C dengan kostum Zero nya menjatuhkan diri ke arah belakang dan mendarat sempurna. Dia seperti mengisyaratkan agar aku mengikutinya dan akupun mengikutinya memasuki sebuah lubang yang menuju tempat saluran air bawah tanah. Setelah beberapa lama berlari akhirnya aku melihat C.C yang berdiri tegak dan akupun berhenti berlari. Pada kostum Zero yang digunakannya dapat terlihat beberapa sobekan kecil dan lecet. Tentu saja tak mungkin menghindari semua peluru yang ditembakkan bersamaan tanpa melewatkan satu lecet pun. C.C membuka topeng yang dikenakannya dan kami pun berdebat. Menurut C.C dia tak bisa membiarkanku mati sekarang sedangkan kekesalanku akan kekalahanku dengan Cornelia masih membuatku marah. C.C bahkan menyebutku pecundang. Jika kondisiku dan Cornelia seimbang, aku tak mungkin kalah. Aku memberitahu C.C bahwa aku akan menciptakan pasukan yang tak akan bisa dikalahkan oleh Britania. akan kususun kembali semua rencana dan strategiku sehingga aku tak akan pernah mendapatkan kekalahan yang memalukan seperti ini.
Akhirnya perdebatan kami berhenti setelah C.C menyuruhku berhenti, tidak dengan raut wajah cueknya yang menyebalkan, tapi dengan raut wajah serius yang membuatku otomatis tak dapat kembali mengeluarkan kata-kata. Aku berpikir di dalam hati, apakah ini rasanya terkena geass? Setelah itu C.C sedikit berjalan dan akupun mengikutinya.
C.C berhenti berjalan dan aku dapat melihat Yuka. Dia terlihat sedang tertidur dalam posisi duduk dan menyandar ketembok.. dengan wajah yang agak pucat. Lagi-lagi ini terjadi. Sebenarnya ada apa dengan Yuka. Ini entah sudah yang keberapa kalinya. Kali ini aku tak mau diabaikan lagi. Sudah cukup pertanyaanku yang tak terjawab oleh mereka berdua. "C.C beritahu aku. Sebenarnya ada apa dengan Yuka. Ini sudah beberapa kali terjadi kan? Dia tidur dengan wajah pucat atau lebih cocok disebut pingsan. Kau ini abadi kan? Lalu dia ini apa? Mayat hidup yang dapat meramal?" aku berkata sambil menahan agar suaraku yang keluar tidak terlalu besar. Kalau ketahuan para prajurit Britania yang ada dia atas sana bisa gawat.
Mendengar kata-kata dan pertanyaanku yang bertubi-tubi itu C.C tertawa lalu berkata "Mayat hidup yang dapat meramal? Dapat darimana kau pikiran seperti itu? Yuka itu manusia biasa. Sama sepertimu" Perkataan C.C itu sedikit terpatah-patah Karena menahan tawa. "Lalu sebenarnya siapa Yuka itu? Dia seperti mengetahui segalanya. Juga kali ini. Dia menyuruhku untuk tidak meremehkan Cornelia. Seakan dia tahu kalau aku akan kalah darinya". Akhirnya tawaan C.C berhenti dan dia menatapku seraya berkata " Baiklah, jika kau memang benar-benar ingin tahu akan kuberi tahu. Yuka manusia biasa, sama sepertimu dan akan mati jika kepalanya ditembus peluru. Tapi dia punya kelebihan. Kekuatan yang mirip tapi berbeda dengan geass. Dia seperti dapat mengetahui masa depan tetapi sebetulnya bukan begitu". Aku bingung akan ucapanya itu "dapat mengetahui masa depan tapi sebetulnya bukan? Apa maksudmu? Lalu apa maksudnya mirip dengan geass?" aku terus meluncurkan pertanyaan padanya. C.C mengambil satu langkah maju mendekatiku dan berkata "kau benar-benar suka menanyakan banyak hal bertubi-tubi ya.." aku mengabaikan perkataan C.C dan tetap menunggu jawaban akan pertanyaanku tadi.
Penantianku akanjawaban dari C.C akhirnya menjadi sia-sia seperti biasanya. Bukannya jawaban yang kudapatkan darinya, tetapi dia menyuruhku untuk membawa Yuka pulang sebelum pertanyaanku akan dijawab olehnya. "Bukankah pertanyaanmu yang sebelumnya sudah kujawab? Sebaiknya sekarang kita pulang sebelum gelap, dank au bawalah Yuka. Tak mungkin kita meninggalkannya disini". Aku hanya menggelengkan kepalaku dan berlutut untuk menggendong Yuka yang masih tak sadarkan diri untuk pulang.
Beberapa waktu kemudian....
Akhirnya kami sampai di rumah. Di tengah perjalanan Yuka akhirnya terbangun dan dalam sisa perjalanan dia bisa berjalan sendiri, wajahnyapun sudah tak pucat lagi, tapi dia terus berjalan di dekat C.C. seperti menghindariku. Tentu saja dia menghindar. Sejak dia sadar aku terus bertanya padanya tentang apa sebenarnya kekuatannya itu. Tapi dia tak kembali tak mau menjawab. Dan kembali terjadi lagi, dia melakukan gerakan khasnya, mengunci mulut dan membuang kuncinya. Sepertinya jauh lebih sulit bertanya pada Yuka dibandingkan bertanya pada C.C.
Didalam kamarku kini Yuka mie cup sedangkan C.C tetap setia pada pizza nya. Yuka mengatakan kalau dirinya sedang bosan makan pizza dan sedang ingin makan mie cup. Sungguh seenaknya saja. Inikan bukan restoran gratis! Tapi aku pun tetap tak mengerti kenapa C.C sungguh tergila-gila dengan pizza. Dan.. hei.. pizza itu dibeli dengan uangku!
TBC
Makasih banget buat review dan juga sarannya ^_^
Juga makasih buat para pembaca non reviewer (yang Hana harapkan pula reviewnya) ^_^
Jangan kapok kasih review ya . sarannya juga Hana butuhkan,. Tapi yang membangun, Hana harap jangan yang meruntuhkan ^_^
Salam,
Kawaihana