20 Chapter 20
Yuka POV
Setelah percakapan C.C dan Lelouch tadi, akhirnya C.C menyingkir dari depan pintu dan memberikan jalan untuk Lelouch. Sambil memegang tas berisi perlengkapannya itu, Leouch mulai berjalan menuju pintu. Saat pintu terbuka dan Lelouch mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, aku menghentikannya. "Tunggu dulu lelouch!" aku berkata dan berhasil menarik perhatian Lelouch sehingga dia menghentikan langkahnya. "Cornelia sama sekali berbeda dengan Clovis. Jangan kau remehkan dia". Aku mengatakannya dan Lelouch mendengarkannya tanpa berbalik ke arahku. Walaupun aku tak dapat melihat ekspresinya yang sekarang, aku seperti dapat merasakan kalau Lelouch sedang tersenyum kecil sambil berkata "Kita lihat saja". Setelah itu Lelouch kembali berjalan dan pintu itu pun tertutup menyisakan aku dan C.C.
C.C POV
Lelouch.. dia sudah mulai terlena dengan kekuatan yang kuberikan padanya. Walaupun dia membenci ayahnya, dia memang mirip dengan Charles. Kalau Lelouch mati sekarang maka semuanya akan berantakan. Tapi yang dikatakannya tadi memang benar. Tak ada artinya hidup di di dunia kebohongan. Seperti yang dulu kulakukan dengan Geass.
Saat aku sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba Yuka memanggilku. "C.C. kali ini akan ada masalah. Rencana Lelouch tak akan berhasil untuk kali ini". Yuka mengatakannya dengan ekspresi khawatir. Sepertinya dia sama sekali tak mempedulikan nasehatku. Walaupun berkali-kali aku katakana padanya untuk hati-hati dengan 'ramalan' nya itu, dia tak juga kapok. "kau sepertinya memang tak peduli dengan 'kondisi' mu ya.." aku berkata sambil menatapnya dan menyilangkan kedua tanganku di bawah dadaku. Yuka pun membalas kata-kataku "Bukannya aku tak peduli tapi... Aku seperti memang harus mengatakannya. Hampir tak bisa kukendalikan. Lagipula... Kau pun pasti ingin tahu karena khawatir pada Lelouch kan..?" aku hanya bisa menatap Yuka sambil mendengarkan perkataannya. Aku tak bisa mengelaknya. Memang.. aku ingin tahu apa yang akan terjadi pada Lelouch. aku hanya bisa menatap Yuka tanpa dapat mengatakan apapun.
Yuka POV
Setelah mendengar kata-kataku tadi, C.C hanya menatapku tanpa mengeluarkan suara. Sepertinya perkataanku tadi benar-benar tepat sasaran. Setelah beberapa waktu dalam keheningan, akhirnya C.C mulai berbicara "Baiklah, aku tak akan menghentikanmu lagi. Tapi kau juga harus tahu batasan untuk dirimu". Mendengar perkataannya itu aku pun tersenyum padanya seraya berkata "Baiklah". Senyumaku itu pun dibalas dengan senyumannya yang merubah wajah cueknya itu walaupun hanya beberapa detik.
Setelah senyuman pun berakhir, kini suasana serius mulai meliputi kami berdua. "Kali ini Lelouch akan kalah dari Cornelia. Lelouch akan masuk perangkap Cornelia dan terpojokkan olehnya. Kita harus menolongnya, kalau tidak Identitas Lelouch yang sebenarnya akan terbongkar. Atau malah riwayatnya juga.." Aku berkata pada C.C dan pada bait terakhirnya aku memeluk kedua bahuku seperti sedang merinding. Karena itu adalah skenario yang terburuk.
Wajah C.C terlihat sedikit memucat. Tentu saja baik identitas Lelouch yang terbongkar ataupun riwayatnya yang berakhir... C.C sama sekali tak menginginkan hal itu terjadi walaupun dalam mimpi sekalipun. "Aku akan menyusul Lelouch". C.C berkata singkat. Tetapi sebelum C.C sempat pergi aku menghentikannya. "Tunggu C.C. aku juga ikut". C.C berhenti dan menatapku seperti tak percaya. Melihat tatapannya itu aku kembali berkata "Aku serius. Aku tak mau ditinggal begitu saja. Kali ini aku akan ikut dalam skenario ini". C.C terus menatapku selama beberapa saat hingga akhirnya berkata "Terserah kau saja". Aku tersenyum padanya lalu kembali mulai berkata "Tapi tunggu sebentar. Kita tak mungkin datang begitu saja tanpa persiapan kan?".
Kali ini C.C berbalik memunggungi pintu dan menghadapku. Sepertinya dia setuju dengan perkataanku tadi. Aku membuka lemari milik Lelouch untuk mencari sesuatu yang dapat berguna dan aku menemukan sebuah tas yang berisikan kostum Zero milik Lelouch. ternyata tas yang dibawanya tadi dengan tas yang berisi kostum Zero itu berbeda. "C.C. Kostum Zero ini dapat dipakai. Sebaiknya kita bawa". C.C hanya mengangguk tanda setuju dan akhirnya aku dan C.C beranjak untuk menyusul Lelouch dan aku membawa tas berisi kostum Zero itu. Tak kusangka tas ini lumayan berat..
Beberapa waktu kemudian...
Akhirnya kami sampai di medan perang. Walaupun disebut medan perang tapi sebetulnya aku dan C.C berjalan sambil bersembunyi di antara reruntuhan bangunan. Bisa gawat kalau kami ketahuan. Baik oleh pasukan Jepang maupun Prajurit Britania. Keduanya sama-sama gawat.
Tapi seperti sebuah keajaiban, kami berdua selamat tanpa ada yang menyadari kami. Kini aku dan C.C sedang berada di balik reruntuhan gedung di dekat tempat dimana knightmare milik pasukan Britania sedang berkumpul atas perintah Cornelia. Lelouch ada di dalam salah satu knightmare itu. C.C sedang mengenakan kostum Zerio itu dan setelah selesai memakainya dia menyuruhku untuk masuk ke dalam sebuah lubang yang menuju saluran air bawah tanah dan menunggu disana. Aku mengangguk dan memasuki saluran air bawah tanah itu dan C.C naik ke atas reruntuhan bangunan itu untuk mengelabuhi Cornelia dan menyelamatkan Lelouch.
Di Dalam saluran air itu sungguh gelap. Hanya ada sedikit cahaya matahari yang memasukinya. Tiba-tiba rasa pusing yang sudah tak asing lagi menyerangku. Sambil menahannya aku duduk smbil menyandar pada dinding. "Akhirnya datang juga.. batasku untuk kali ini hanya sampai sini saja" kataku bergumam hingga akhirnya kegelapan kembali menyambutku.
TBC
Udah lebih panjang belum? Kayaknya masih kurang ya..
Makasih banget buat yang udah review.
Hana kembali mengharapkan review nya ya ^_^
Sekali lagi, Hana mohon reviewnya ^_^
Salam,
Kawaihana