Chapter 119 BAB 118
“Jadi laki – laki barusan itu yang jadi majikan Ibu sekarang?” Tanya seorang gadis yang sedang makan camilan di meja makan pada Bu Ani.
“Iya. Kalau sudah selesai makan cepat pulang.” Balas Bu Ani pada Rena yang tak lain adalah anak Bu Ani.
“Lalu yang cewek barusan adiknya ya Bu?” Tanya Rena lagi karena merasa penasaran.
“Bukan. Dia istrinya.” Jawab Bu Ani sambil memasak untuk makan siang. Sedangkan Susi mencuci dan membersihkan rumah.
“Apa Ibu nggak salah? Dia seperti anak sekolah Bu.” Balas Rena tidak percaya.
“Sudah pulang sana Rena. Ibu sibuk. Sebentar lagi majikan Ibu turun akan makan siang.” Ujar Bu Ani mengusir Rena.
Rena pun mengambil tasnya yang ia taruh di atas meja makan lalu pergi keluar dari rumah Ricko. Hari ini ia datang ke rumah Ricko untuk meminta uang pada Bu Ani. Karena ia tidak mempunyai seorang ayah, jadi satu – satunya tulang punggung di keluarganya adalah Bu Ani.
Di lantai atas setelah berganti pakaian, Intan membaringkan tubuhnya yang letih di tempat tidur. Ia merasa punggungnya sangat lelah.
Ricko keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Intan sedang berbaring. Ia pun menghampiri Intan dan duduk di tepi ranjang.
“Kamu kenapa tiba – tiba bete gitu?” Tanya Ricko pada Intan.
“Aku malu Mas. Sekarang semua teman – temanku tahu aku hamil.” Balas Intan dengan cemberut.
“Lalu kenapa? Kan kamu hamil juga karena sudah menikah. Kamu tidak hamil di luar nikah. Jadi tidak perlu malu. Ayo turun kita makan siang.” Ujar Ricko sambil menarik tangan Intan. Intan pun bangkit dan mengikuti Ricko turun ke bawah untuk makan siang.
Saat Ricko dan Intan menuruni tangga, Bu Ani melihat mereka dan segera menghidangkan makanan di atas meja makan. Setelah sampai di meja makan Ricko dan Intan segera duduk untuk menikmati makan siang mereka.
Ricko menaruh banyak sayur dan lauk ke piring Intan. Ia ingin Intan banyak makan makanan bergizi supaya anak yang di kandung Intan berkembang sempurna.
“Mas sudah. Aku nggak sanggup menghabiskan makanan sebanyak ini.” Ujar Intan menghentikan Ricko yang menaruh makanan ke piringnya.
“Biar kamu dan anak kita sehat. Ayo buka mulutmu!” Balas Ricko lalu menyendok makanan dan mengarahkan ke mulut Intan. Intan pun membuka mulutnya dengan kesal.
Semenjak Intan hamil, Ricko selalu memaksa Intan makan dan minum susu setiap hari. Alhasil tubuh Intan pun mulai mengembang.
Setelah Ricko dan Intan selesai makan siang, Bu Ani segera menghampiri mereka sebelum mereka beranjak pergi naik ke atas.
“Maaf Pak, bolehkah saya meminta gaji saya di muka?” Tanya Bu Ani pada Ricko dengan menunduk sopan.
“Kenapa?” Tanya Ricko ingin tahu sambil mengusap bibirnya dengan tisu.
“Tadi anak saya datang ke sini meminta uang untuk membayar daftar ulang kuliahnya Pak.” Jawab Bu Ani jujur.
“Saya tidak punya uang cash banyak di rumah. Nanti sore ya setelah asisten saya datang.” Ujar Ricko sambil berdiri hendak beranjak pergi.
“Baik Pak. Terima kasih.” Balas Bu Ani senang karena Ricko mengabulkan permintaannya.
Setelah masuk ke dalam kamarnya, Ricko segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Romi untuk membawa uang 10 juta dan berkas ke rumahnya sore ini.
Tentu saja Romi sangat bersemangat setiap Ricko menyuruhnya datang ke rumahnya. Dengan begitu ia bisa melihat Intan meskipun tidak bisa memilikinya.