Chapter 21 BAB 21
Saking terburu - burunya Intan tidak membawa handuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi ia baru sadar kalau tadi setelah bangun tidur ia langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Ia berharap Ricko sudah bangun dan pergi dari kamarnya. Intan membuka pintu kamar mandi pelan - pelan lalu mengintip ke dalam kamarnya. Ia merasa lega karena Ricko sudah pergi. Intan pun keluar kamar mandi dalam keadaan telanjang lalu mengambil handuknya dan mengeringkan badannya. Setelah itu ia memakai seragamnya, menyisir rambutnya, memakai bedak dan lip balm serta lotion ke tangan dan kakinya tidak lupa menyemprotkan parfum ke bajunya.
Setelah itu Intan keluar dari kamarnya sambil memakai jam tangan di tangan kirinya dan melihat Ricko duduk di meja makan dengan secangkir kopi, susu, dan roti di depannya.
"Makan roti dan minum susu dulu sebelum berangkat!" Ujar Ricko pada Intan. Intan pun melihat jam tangannya masih jam 05.45. Ia pun duduk di samping Ricko dan memakan roti yang di siapkan Ricko. Setelah itu menghabiskan susunya.
"Hati - hati jangan ngebut. Semoga lancar ujiannya. Nich uang sakunya." Ucap Ricko sambil memberikan uang 50 ribu. Intan pun menerimanya lalu salim kayak anak ke bapaknya.
Setelah kepergian Intan, Ricko menelpon sekretarisnya.
Lia : "Halo Pak?"
Ricko : "Nanti belikan aku sarapan dan taruh di meja ruanganku."
Lia : "Baik Pak"
Setelah mematikan sambungan telponnya Ricko segera kembali ke kamarnya lalu mandi dan bersiap - siap pergi ke perusahaan.
Sesampainya di perusahaan Ricko segera memasuki ruangannya dan menemukan sarapan di mejanya. Ia pun segera menyantapnya karena ia membiasakan sarapan pagi. Tidak berapa lama Romi asisten sekaligus sahabatnya masuk keruangannya.
"Tumben sarapan di kantor? Pembantu kamu cuti?" Tanya Romi sambil duduk di sofa ruangan Ricko.
"Dia sudah berhenti." Jawab Ricko lalu menyuap makanannya.
"Mau nyari lagi?" Tanya Romi.
"Enggak." Jawab Ricko.
"Kamu bisa ngurus rumah gede gitu sendirian?" Tanya Romi penasaran.
"Ada Intan di rumah." Jawab Ricko santai.
"Eh asyik dong. Bagi nomor hp-nya Intan dong..." Pinta Romi sambil mengeluarkan ponselnya.
"Nggak ada." Jawab Ricko.
"Kalian kan serumah? Masa' nggak punya sich? Sini ponsel kamu!" Ujar Romi lalu mengambil ponsel Ricko yang ada di atas meja.
"Jangan ganggu dia Rom!" Ucap Ricko sambil menyaut ponselnya kembali dari tangan Romi.
"Kenapa bro?" Tanya Romi yang penasaran dengan sikap Ricko.
"Dia istriku!" Jawab Ricko jujur pada sahabatnya itu. Romi pun tertawa.
"Hahaha. Kamu gila Rick? Sepupu sendiri di katain istri. Rossa kamu taruh mana?" Ucap Romi tak percaya. Kemarin Intan sendiri yang mengatakan kalau dia sepupunya Ricko. Lagian dia masih sekolah nggak mungkin menikah di kala ia masih sekolah.
"Terserah kalau kamu nggak percaya!" Balas Ricko lalu berdiri dan pergi untuk meeting dengan klien.
"Kamu kira aku percaya? Lucu sekali bercandamu Rick. Hahaha." Gumam Romi saat Ricko sudah pergi.
Karena hari ini try out Intan pulang jam 10 pagi. Ia pulang ke rumah ibunya karena merasa rindu sudah 1 minggu tidak bertemu dengan ibunya.
"Gimana Ntan? Kamu betah disana?" Tanya Bu Romlah pada Intan yang rebahan di kamarnya.
"Iya Bu. Mas Ricko baik sama Intan. Uang saku Intan juga di tambahin." Jawab Intan jujur.
"Syukurlah kalo begitu. Ibu selalu mikirin kamu takut nggak betah disana. Kalo ada apa - apa kamu bilang sama bapak dan ibu ya Ntan" Ucap Bu Romlah khawatir.