Chapter 42 BAB 42
Intan mengambil piring lalu memindahkan makanan yang di beli Ricko tadi ke dalam piring. Ricko memperhatikan setiap gerakan dan tubuh Intan. Tubuh Intan tinggi sekitar 165 cm. Berat badannya sekitar 48 kg an. Ricko menjadi tidak tega untuk melakukan itu pada Intan karena Intan memang masih kecil dan polos. Beda dengan dirinya yang 10 tahun lebih tua dari Intan. Cara berpikir pun pasti berbeda. Sebagai pria dewasa di otak Ricko hanyalah sex dan bekerja. Sedangkan di otak Intan yang masih di usia sekolah tentu saja yang di pikirkan hanyalah belajar dan belajar. Ia tidak ingin memaksakan keinginannya pada Intan. Tapi Intan istrinya. Pada siapa lagi dia melampiaskan nafsunya kalau bukan pada Intan.
Ricko terus memandangi Intan. Intan merasa tidak nyaman karena di pandangi terus sama Ricko.
"Kenapa Mas Ricko ngelihatin aku terus?" Tanya Intan sambil menutupi dadanya dengan tangan.
![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578049786813.jpg-original600webp?sign=9215c9beabd51f7f2e8c613f321bcc3a&t=5e72b600)
"Hahaha. Kenapa di tutupi? Aku sudah melihat semuanya." Jawab Ricko sambil tersenyum.
"Aku malu dan risih. Jangan melihatku terus." Balas Intan malu - malu.
"Kamu harus terbiasa. Aku kan suami mu." Ucap Ricko.
Setelah makan seperti biasa Intan mengambilkan Ricko air minum lalu mencuci piring bekas mereka makan.
"Ayo naik ke atas!" Ajak Ricko setelah melihat Intan selesai mencuci piring.
"Ngapain?" Tanya Intan panik.
"Sudah ikut saja." Ajak Ricko menarik tangan Intan mengajaknya ke kamar atas.
Intan dan Ricko masuk ke dalam kamar dan Ricko mengunci pintunya. Intan semakin takut melihat Ricko mengunci pintunya. Ricko mendekati Intan dan memegang ujung pakaiannya.
"Mas Ricko mau apa?" Tanya Intan panik.
"Tentu saja melanjutkan yang tadi belum terselesaikan." Jawab Ricko santai.
Jantung Intan berdebar - debar. Ricko tersenyum misterius saat melihat Intan yang ketakutan. Ricko melepas kaos dan celananya. Kini Ricko hanya memakai boxer di tubuhnya.
"Mas... aku nggak siap untuk ini." Ucap Intan pada Ricko memasang wajah melas memohon.
"Aku hanya ingin mengajakmu mandi bersama. Ayo lepas semua pakaianmu." Perintah Ricko pada Intan. Karena Intan tidak segera melepas pakaiannya, Ricko pun membantu melepas pakaian Intan. Intan melihat junior Ricko menonjol dari balik boxernya.
"Mas jangan..." Ucap Intan malu. Ricko pun segera mengangkat tubuh Intan ke kamar mandi dan menurunkannya di bathup lalu menyalakan air. Setelah itu Ricko ikut masuk ke dalam bathup juga.
"Gosok punggungku!" Perintah Ricko pada Intan. Intan pun menggosok punggung Ricko dan juga menyabunnya. Setelah itu Ricko berbalik menghadap Intan.
"Sabun yang depan juga sekalian!" Perintah Ricko sambil tersenyum. Intan pun memegang dada dan perut Ricko dengan malu - malu.
'Keras banget. Jadi ngeri yang mau di gituin.' Batin Intan sambil menyabun tubuh Ricko.
"Berbaliklah aku akan bantu menggosok punggungmu!" Perintah Ricko tiba - tiba.
"Nggak usah Mas. Aku bisa sendiri. Mas Ricko keluar aja ya!" Tolak Intan mengusir Ricko.
"Ayo cepat berbalik!" Perintah Ricko. Intan pun berbalik menuruti kata - kata Ricko. Saat Intan berbalik Ricko memeluk Intan dari belakang dan me-remas kedua gunung kembarnya.
"Mas! Kamu mau apa?" Pekik Intan kaget. Ricko pun tersenyum nakal.
Ricko menyabun seluruh tubuh Intan hingga ke ujung kakinya termasuk paha dan pangkal paha Intan. Intan merasa geli dan malu.
"Ayo berdiri dan bilas tubuhmu!" Ajak Ricko sambil berdiri. Intan menutup matanya karena si adek junior Ricko berdiri tegak dari tadi.
"Mas Ricko duluan aja!" Balas Intan. Tanpa aba - aba Ricko pun mengangkat tubuh Intan dari bathup dan menurunkannya di bawah shower. Ricko menyalakan kran. Air shower pun membasahi tubuh mereka berdua.