Di Paksa Menikah

Chapter 43 BAB 43

Pagi hari Intan membuka matanya dan melihat ia masih berada di dalam kamar Ricko. Rambutnya berantakan. Wajahnya sembab karena menangis tiada henti hingga ia tertidur kelelahan. Badannya penuh dengan tanda merah karena ulah Ricko semalam. Ia pun membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan tampaklah tubuhnya yang masih telanjang bulat.

Intan merasakan sakit dan perih di area pangkal pahanya. Semalam setelah mandi bersama, Ricko benar - benar merenggut keperawanannya dengan buasnya sampai - sampai Intan tidak bisa kabur karena pintu kamarnya di kunci. Memang Ricko bermain dengan pelan dan lembut, tapi ia melakukannya dengan paksa karena Intan selalu menolaknya. Ricko sudah menahan keinginannya untuk menikmati tubuh Intan sejak lama, hingga akhirnya pertahanan kesabaran Ricko runtuh juga. Ia laki - laki normal yang memiliki nafsu dan tentu saja harus di salurkan. Di tambah lagi Ricko rajin berolahraga sehingga staminanya sangat kuat. Ia melakukannya berkali - kali semalam hingga Intan tidak kuat lagi.

"Apa masih sakit?" Tanya Ricko saat melihat Intan sudah bangun di sampingnya.

"Hmmm" Gumam Intan masih memegang selimut di dadanya.

"Sini biar aku lihat." Ucap Ricko sambil menarik tangan Intan.

"Jangan... Aaah" Tolak Intan seraya menahan perih di tubuh bagian bawahnya. Ricko pun segera menyingkap selimut Intan dan membuka kakinya. Ia melihat sisa cairannya bercampur darah masih ada di sana.

"Ayo ke rumah sakit!" Ajak Ricko karena nggak tega melihat Intan kesakitan. Tapi ia juga senang akhirnya mendapatkan milik Intan yang berharga. Sehingga Ricko tidak bisa menghentikan keinginannya tadi malam hingga nafsunya terpuaskan.

"Nggak mau. Ini memalukan." Tolak Intan. Ia pun mencoba turun dari ranjang hendak ke kamar mandi tapi ia merasa pangkal pahanya sangat perih.

"Aaaaahhh!" Pekik Intan lalu duduk kembali di tepi ranjang. Ricko pun menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi serta memandikannya.

Setelah mandi bersama, Ricko membaringkan Intan yang masih terbalut handuk di sofa. Sedangkan dia berganti pakaian lalu mengganti seprei ranjangnya yang kotor akibat dari perbuatannya semalam.

"Mau makan apa?" Tanya Ricko sambil memegang ponselnya hendak memesan makanan.

"Soto daging. Aku sangat sangat lapar dan lelah." Jawab Intan.

"Oke." Balas Ricko lalu memesan makanan melalui aplikasi G-food di ponselnya.

"Antar aku ke kamar bawah Mas. Aku mau ganti baju." Pinta Intan merasa risih karena hanya memakai handuk saja.

"Tidak usah. Setelah makan ayo kita lanjutkan beberapa ronde lagi." Balas Ricko sambil tersenyum nakal. Intan melotot kaget.

Ricko pun membuka pintu kamarnya lalu keluar dan turun ke kamar Intan yang di bawah. Ia mengambil semua pakaian dan barang - barang Intan lalu membawanya ke kamarnya di lantai atas.

"Sekarang ini kamar kita. Mulai sekarang kamu tidur disini bersamaku." Ucap Ricko pada Intan. Intan sudah bisa membayangkan jika ia tidur disini bersama Ricko setiap hari Ricko akan menjamahnya dengan bebas sesuka hatinya. Cepat atau lambat ia pasti akan hamil anaknya Ricko kalau Ricko menidurinya setiap hari.

Tidak berapa lama bel rumah berbunyi. Ricko segera turun untuk membuka pintu ruang tamu menerima makanan yang ia pesan melalui G-food tadi. Sedangkan Intan segera berganti baju setelah Ricko keluar dari kamar. Lalu keluar kamar dan menuruni tangga pelan - pelan karena merasa perih, aneh, dan tidak nyaman pada bagian pangkal pahanya.