Di Paksa Menikah

Chapter 89 BAB 89

Sesampainya di depan pintu ruangan kantor Ricko, Intan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Intan mengira Ricko masih meeting dengan kliennya. Ternyata Ricko sudah di ruangannya berdiri menghadap jendela menunggu kedatangan Intan.r

r

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578938317314.jpg-original600webp?sign=dde11617569ff8a0436f5cfc816ab57a&t=5e72b600)

“Dari mana saja?” Tanya Ricko saat Intan sudah masuk ke ruangannya.r

r

“Makan Mas... sama Mas Romi.” Jawab Intan lalu duduk di sofa seperti biasanya.r

r

“Nggak di apa – apain kan?” Tanya Ricko curiga.r

r

“Enggak Mas. Cuma makan setelah itu langsung kesini. Kamu kenapa?” Tanya Intan sambil menyandarkan punggungnya pada sofa.r

r

“Dia menyukaimu. Bisa saja dia melakukan sesuatu yang tidak – tidak padamu di belakangku.” Jawab Ricko lalu duduk di samping Intan.r

r

“Ih Mas Ricko parno an deh...” Balas Intan sambil mentoel hidung Ricko.r

r

Tiba – tiba Ricko mencium bibir Intan dan mendorongnya tidur di sofa. Intan yang mendapat serangan mendadak tentu saja terkejut.r

r

“Mas Ricko mau ngapain?” Tanya Intan setelah Ricko melepas ciumannya.r

r

“Seperti biasa. Masa’ nggak ngerti sich?” Jawab Ricko sambil mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum.r

r

“Kunci dulu pintunya Mas. Aku nggak mau kejadian waktu itu terulang lagi.” Balas Intan. Ia masih ingat kejadian dimana Romi memergokinya sedang bermesraan di ruangan kantor Ricko. Intan juga tidak akan pernah menolak di ajak Ricko wik wik wik dimanapun. Karena kata pak haji nanti berdosa kalo nolak ajakan suami.r

r

“Sudah.” Jawab Ricko lalu mencium Intan lagi. Karena sebelum ia berjalan ke sofa tadi, ia sudah mengunci pintunya menggunakan remote control di mejanya.r

r

Akhirnya lagi – lagi mereka melakukan wik wik wik di dalam kantor Ricko.r

r

r

Ke esokan harinya setelah Ricko pergi bekerja, Intan mengendarai motornya pulang ke rumah orangtuanya. Sudah 2 minggu Intan belum bertemu ibunya. Ia merasa sangat rindu, sehingga ia ingin pulang menemui ibunya.r

r

“Assalamu’alaikum Bu...” Ucap Intan sambil mencium punggung tangan ibunya ketika sudah sampai di rumahnya.r

r

“Wa’alaikum salam. Ayo masuk dulu. Banyak yang mau ibu bicarakan!” Ajak Bu Romlah sambil menarik tangan Intan masuk lalu menutup pintunya dan duduk di sofa ruang tamu.r

r

“Ada apa Bu?” Tanya Intan heran.r

r

“Kemarin lusa bapak sama ibu lihat berita kamu dan Ricko di televisi. Bapakmu sangat marah Nak. Untungnya Ricko segera menelpon dan menjelaskan semuanya. Kalau tidak, bapakmu mau berangkat ke rumah Ricko dan menjemputmu pulang.” Jawab Bu Romlah menjelaskan yang terjadi di rumahnya kemarin lusa.r

r

“Lalu?” Tanya Intan lagi.r

r

“Ya bapakmu sebenarnya masih marah sama Ricko. Semua teman bapakmu dan tetangga kita pada ngomongin keluarga kita. Mereka bilang ‘bisa – bisanya anaknya Pak Ramli jadi wanita simpanan.’ Bapakmu malu Ntan. Untungnya kemarin Ricko sudah menjelaskan semuanya kepada publik. Jadi kita sekarang sudah merasa lega.” Jawab Bu Romlah.r

r

“Syukurlah kalau begitu Bu. Oh iya Bu, pohon mangga yang di belakang berbuah kan? Intan pengen makan rujak mangga muda sama ibu kayak dulu.” Ujar Intan pada Bu Romlah.r

r

r

“Ada Ntan. Eh kamu nggak ngidam kan? Apa kamu hamil?” Tanya Bu Romlah.r

r

r

“Eh... Enggak kok Bu. Hehehe. Intan kangen sama Ibu.” Jawab Intan lalu memeluk ibunya.r

r

r

“Bentar. Ibu bikinin bumbunya di belakang dulu ya. Kamu istirahat saja di kamar.” Ujar Bu Romlah lalu beranjak pergi ke dapur.r

r

Intan pun pergi ke kamarnya merebahkan punggungnya sambil mengingat – ingat kapan waktu haidnya datang lagi.r

r

“Harusnya minggu – minggu ini. Kenapa belum datang juga ya? Apa aku hamil?” Gumam Intan sambil mengelus perutnya yang rata.